JAKARTA, potretkita.id – Calon Jemaah Haji (CJH) Indonesia akan menghabiskan waktu sekitar 41 hari di Tanah Suci. Selama berada di sana, jemaah diimbau untuk menghormati budaya setempat.
“Jemaah dilarang menggunakan pakaian yang membuka aurat atau melanggar kesopanan saat berada di dalam hotel, seperti daster atau celana pendek,” ujar Widi Dwinanda, anggota Media Center Kementerian Agama.
Selain itu, sebutnya, penting untuk menjaga pergaulan, terutama saat ihram, terutama dengan lawan jenis yang bukan muhrim.
Widi juga menekankan pentingnya menjaga etika lain yang dianggap sensitif dalam budaya Arab Saudi, misalnya bersendawa di sembarang tempat, sebab dalam budaya Arab Saudi, bersendawa dianggap tidak sopan.
Ia juga mengingatkan, agar jemaah bersikap wajar terhadap lawan jenis, terutama kepada orang yang tidak dikenal, untuk menghindari kesalahpahaman.
Ketentuan lain yang perlu diperhatikan oleh jemaah, imbuhnya, adalah mematuhi aturan selama tinggal di hotel.
Jemaah tidak boleh memasak di dalam kamar, merokok di dalam hotel, atau menjemur pakaian di sembarang tempat. Jangan membuat jemuran di kamar dengan mengaitkan tali jemuran pada pemadam api (fire sprinkler).
“Jika perangkat fire sprinkler tersebut terlepas, maka akan memicu air keluar dan membasahi kamar,” jelas Widi, dikutip dari laman infopublik.id.
Selain itu, Widi mengingatkan pentingnya tidak membuang puntung rokok sembarangan. Sisa bara di puntung rokok, jelasnya, bisa memicu risiko besar yaitu kebakaran.
Widi juga mengingatkan jemaah untuk bijak dalam penggunaan air selama di hotel. “Gunakan air secukupnya dan pastikan keran air tertutup rapat setelah digunakan,” pesan Widi.
Pesan-pesan ini diberikan, agar jemaah haji Indonesia dapat menjalankan ibadah dengan lancar, aman, dan tetap menghormati budaya serta peraturan yang berlaku di Tanah Suci.(*)
