PADANG PANJANG, potretkita.id – Erupsi Gunung Marapi, Jumat (19/1/2024) pukul 10.14 WIB, menyebabkan Kota Padang Panjang dipenuhi abu vulkanik. Beterbangan kemana-mana.
Kota Serambi Mekah itu dihujani abu erupsi itu sekira pukul 11.40 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Mobil dan sepeda motor langsung memutih. Berubah warna, setelah ditimbun abu vulkanik dari erupsi Gunung Marapi.
“Lihatlah tu. Mobilnya sudah dipenuhi abu vulkanik. Begitu juga sepeda motor. Lapangan terbuka juga penuh debu,” ujar Def, seorang jamaah Masjid Taqwa Muhammadiyah Kauman Padang.
Benar saja. Kendaraan di pelataran parkir masjid itu sudah dipenuhi debu. Sementara jalanan juga dipenuhi abu vulkanik beterbangan, ketika ada kendaraan yang melindas.
Informasi yang dirilis petugas Pengamat Gunung Api Marapi Indra Saputra, erupsi itu terjadi pada pukul 10.14 WIB dan berlangsung cukup lama.
“Tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 merer di atas puncak, atau 3391 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung,” ujarnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah melakukan evaluasi dan penelitian. Hasillnya, Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu, tetap berstatus Level III atau Siaga.
Penetapan itu diketahui dari surat PVMBG yang ditujukan ke sejumlah kepala daerah terdampak erupsi. Dalam surat bernomor 101.Lap/GL.03/BGV/2-24 tanggal 18 Januari 2024, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi hingga 16 Januari 2024, maka tingkat aktivitas Gunung Marapi tetap pada Level III atau Siaga.
Surat yang ditandatangani Kepala PVMBG Hendra Gunawan itu, ditujukan kepada Kepala BNPB, gubernur Sumbar, walikota Bukittinggi, walikota Padang Panjang, bupati Tanah Datar, dan bupati Agam.
Menurut PVMBG, aktivitas Gunung Marapi hingga saat ini terbilang masih tinggi. Sedangkan erupsinya sudah bersifat magmatik. Erupsi Magmatik adalah aktivitas magma yang keluar ke permukaan bumi. Bahan hasil letusan berasal dari magma itu sendiri, baik piroklastik maupun aliran lava.
“Jika pasokan magma dari kedalaman masih berlangsung dan cenderung meningkat, maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar. Potensi ancamannya adalah lontaran batu vulkanik atau pasir. Sebaran abu vulkaniknya juga bisa menjadi lebih luas,” terangnya.(mus)